BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum memasuki usia sekolah,anak
terbiasa mempelajari segala peristiwa yang terjadi disekitarnya sebagai suatu
kesatuan yang utuh.mereka tidak melihat semua itu secara terpisah-pisah.namun
ketika mereka telah memasuki situasi belajar secara formal di bangku sekolah, mereka
disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain.sehingga mereka terkadang mengalami
kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.Penyelenggaraan pendidikan
dengan menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian antar satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya
akan mengakibatkan permasalahan yang cukup serius terutama bagi siswa usia
sekolah dasar.Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian
matapelajaran-matapelajaran tersebut hanya akan membuahkan kesulitan bagi
setiap anak karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang dibuat-buat.Pengemasan
pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman belajar anak.Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar matapelajaran, akan memberi
peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna.Pembelajaran
terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan
beberapa matapelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
anak. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada
praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.Pembelajaran terpadu
secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk
melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan.Dengan demikian,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks yang
ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh.
Dengan pembelajaran terpadu ini siswa
diharapkan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,menilai dan
menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna.Hal itu dapat
diperoleh tidak saja melalui pemberian pengetahuan baru kepada siswa melainkan
juga melalui kesempatan memantapkan dan
menerapkannya dalam berbagai situasi baru yang semakin beragam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian dari pembelajaran IPS Terpadu?
2. Bagaimanakah
karakteristik pembelajaran IPS Terpadu?
3. Seperti
apakah Konsep Pembelajaran Terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial?
4. Bagaimanakah
implikasi dari pembelajaran IPS Terpadu?
5. Seperti
apakah penjabaran model pembelajaran IPS Terpadu menurut forgaty?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak
dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai
tugas individu mata kuliah IPS Terpadu
2. Untuk
mengetahui pengertian dari pembelajaran IPS Terpadu
3. Mengetahui
seperti apa karakteristik dari IPS Terpadu
4. Mengetahui
konsep dari pembelajaran terpadu dalam IPS
5. Mengetahui
implikasi dari pembelajaran IPS Terpadu
6. Mengetahui
dan memahami penjabaran model pembelajaran IPS Terpadu menurut forgaty
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian pembelajaran IPS Terpadu
IPS
Terpadu merupakan integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu sosial seperti sejarah,geografi,ekonomi,hukum dan
politik,sosiologi/antropologi dan sebagainya.Disiplin ilmu tersebut mempunyai
keterpaduan yang tinggi karena geografi memberikan wawasan yang berkenaan
dengan wilayah-wilayah, sejarah memberikan wawasan tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada masa lampau,ekonomi memberikan wawasan tentang berbagai macam
kebutuhan manusia,hukum dan politik mengenai peraturan-peraturan yang ada dalam
bermasyarakat serta bagaimana cara mendapatkan kekuasaan,dan
sosiologi/antropologi memberikan wawasan yang berkenaan dengan nilai-nilai,
kepercayaan, struktur social dan sebagainya.Kompetensi Dasar IPS Terpadu
berasal dari struktur keilmuan geografi,sejarah,ekonomi,hukum dan
politik,sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan
atau topik (tema) tertentu.
2.2 Karakteristik pembelajaran IPS
Terpadu
Karakteristik dari IPS
diantaranya adalah:
1.
IPS merupakan gabungan dari unsur
geografi,sejarah,ekonomi,hukum dan politik,serta sosiologi/antropologi.
2.
Kompetensi dasar IPS yaitu dari mata pelajaran
gabungan
3.
Kompetensi dasar IPS terkait dengan masalah-masalah
sosial
4.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS dapat
terkait dengan peristiwa-peristiwa dan perubahan masyarakat
5.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS dikaji dengan
menggunakan 3 dimensi yaitu:ruang,waktu dan norma/nilai
Pembelajaran
terpadu memiliki beberapa karakteristik seperti yang di ungkapkan oleh Hilda
Karli diantaranya:
1.
Berpusat pada anak (studend centerd)
2.
Memberi pengalaman langsung pada anak
3.
Pemisahan antara bidang studi tidak
begitu jelas
4.
Menyajikan konsep dari berbagai bidang
studi dalam suatu proses pembelajaran.
5.
Bersifat luwes
6.
Hasil pembelajaran dapat berkembang
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
7.
Holistik, artinya suatu peristiwa yang
menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari
beberapa mata pelajaran sekaligus,tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak
8.
Bermakna, artinya pengkajian suatu
penomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan
skemata yang dimiliki siswa
9.
Otentik, artinya informasi dan pengetahuan
yang diperoleh sipatnya menjadi otentik
10. Aktif,
artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi
2.3 Konsep
Pembelajaran Terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan
sistem pendidikan yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Pada pendekatan pembelajaran
terpadu, program pembelajarannya disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun
ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran IPS terpadu dapat mengambil topik dari
salah satu cabang ilmu tertentu kemudian dilengkapi, diperdalam dan diperluas dengan
cabang-cabang ilmu yang lain. Misalnya topik “Kegiatan Ekonomi Penduduk”.
Kegiatan ekonomi penduduk dapat ditinjau dari kondisi fisik-geografi yang
tercakup dalam ilmu Geografi. Secara sosiologis, kegiatan ekonomi penduduk
dapat mempengaruhi interaksi sosial dalam masyarakat. Secara historis dari
waktu ke waktu kegiatan ekonomi penduduk selalu mengalami perubahan. Salah satu
keterpaduan yang bisa dilakukan guru (sesuai dengan filosofi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) adalah memadukan Kompetensi Dasar.
2.4 implikasi
dari pembelajaran IPS Terpadu
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terpadu merupakan salah
satu mata pelajaran yang ada dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada jenjang Sekolah Menengah Pertama.berikut adalah hal-hal yang
terkait dalam pembelajaran IPS terpadu tersebut.
1. Guru
Oleh karena
pembelajaran IPS Terpadu merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu
sosial, yang biasanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti Geografi,
Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan Sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak
lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan
implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas yakni guru harus mampu menguasai
dan mengintegrasikan seluruh ilmu-ilmu sosial tersebut.sepantasnya guru dalam
pembelajaran IPS terpadu dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran, yakni Guru
Mata Pelajaran IPS. Di sekolah pada umumnya guru-guru yang tersedia terdiri
atas guru-guru disiplin ilmu seperti guru Geografi, Sosiologi/Antropologi, Ekonomi,
dan Sejarah. Guru dengan latar belakang tersebut tentunya sulit untuk
beradaptasi ke dalam pengintegrasian disiplin ilmu-ilmu sosial, karena mereka
yang memiliki latar belakang Geografi tidak memiliki kemampuan yang optimal
pada Ekonomi dan Sejarah. Begitu pula sebaliknya, guru yang berlatar belakang
ilmu ekonomi juga tidak memiliki kemampuan yang optimal pada ilmu sejarah dan
geografi. Meskipun demikian pembelajaran IPS terpadu pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan juga bisa dilakukan oleh beberapa guru secara bersama-sama,
hal tersebut disesuaikan dengan keadaan guru dan kebijakan sekolah
masing-masing. Untuk itu pembelajaran IPS terpadu bisa dilakukan dengan dua
cara yaitu:
a. Team
Teaching
Pembelajaran
terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team; satu topik pembelajaran
dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap guru memiliki tugas
masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan.sistem ini memiliki
beberapa kelebihan dan kelemahan.
·
Kelebihan sistem ini antara lain adalah:
1. Pencapaian
Kompetensi Dasar pada setiap topik akan lebih efektif
karena dalam
tim terdiri atas beberapa guru yang ahli dalam bidangnya masing-masing.
2. Pengalaman
dan pemahaman peserta didik akan lebih kaya daripada dilakukan oleh seorang
guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman
yang dilakukan dengan berbagai strategi pembelajaran.
·
Kelemahan sistem ini antara lain adalah:
1. Jika tidak
ada koordinasi yang solid, maka setiap guru akan saling mengandalkan sehingga
pencapaian Kompetensi Dasar akan sulit tercapai.
2. Pihak
sekolah akan kesulitan dalam mengatur jadual pelajaran karena dalam satu mata
pelajaran diajarkan oleh beberapa guru sekaligus.
b. Guru tunggal
Pembelajaran
IPS terpadu yang dilakukan oleh satu guru merupakan hal yang ideal dilakukan.
Hal ini disebabkan karena IPS merupakan satu mata pelajaran yang berdiri
sendiri meskipun terdiri dari berbagai disiplin ilmu.sistem ini juga memiliki
kelebihan dan kelemahan.
·
Kelebihan dari sistem yang dilakukan oleh satu guru
adalah :
1. guru dapat
merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia kembangkan dan
strategi pembelajaran yang ia kuasai tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan
guru yang lain.
2. oleh karena
tanggung jawab dipikul oleh seorang diri, maka potensi untuk saling mengandalkan
tidak akan muncul.
·
kelemahan dari sistem yang dilakukan oleh guru
tunggal, yakni:
1. oleh karena
mata pelajaran IPS terpadu merupakan gabungan dari berbagai bidang studi,
sedangkan guru-guru yang tersedia merupakan guru bidang studi sehingga sangat
sulit untuk melakukan penggabungan terhadap berbagai bidang studi tersebut.
2. seorang guru
bidang studi geografi tidak menguasai secara mendalam tentang sejarah dan
ekonomi sehingga dalam pembelajaran IPS terpadu akan didominasi oleh bidang
studi geografi,begitupun seterusnya.
2. Materi /
Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.Bahan ajar memiliki
peran yang penting dalam setiap pembelajaran termasuk dalam pembelajaran IPS
terpadu. Oleh karena pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan
dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam ilmu-ilmu sosial, maka
implikasinya dalam pembelajaran diperlukan bahan ajar yang lebih lengkap,
komprehensif dan mampu memandu siswa dalam membangun pemahaman dan
kompetensinya dibandingkan dengan pembelajaran monolitik. Dalam satu topik
pembelajaran, dalam hal ini, diperlukan sejumlah materi/bahan ajar yang
sesuai dengan jumlah Standar Kompetensi yang merupakan jumlah bidang studi yang
tercakup di dalamnya. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran
terpadu tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan tingkat
kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Semakin lengkap bahan yang
terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi
tersebut maka berkecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang
dilaksanakan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berfilosofi
konstruktivisme dibutuhkan sebuah materi/bahan ajar yang kontekstual dan mampu
memandu siswa untuk membangun pemehaman dan kompetensinya, sehingga materi yang
disajikan hendaknya diikuti dengan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa
dalam rangka membangun pemahaman dan kompetensi tersebut.
3.
Sarana dan Prasarana
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
sarana dan prasarana yang harus tersedia dalam pembelajaran IPS Terpadu pada
dasarnya relatif sama dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja dalam
pembelajaran IPS terpadu memiliki kekhasan tersendiri dalam beberapa hal.
Misalnya dalam pembelajaran IPS Terpadu, guru harus mampu memilih secara
jeli media yang akan digunakan, dalam hal ini media tersebut harus memiliki
kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait dan
mampu membantu siswa dalam membangun pemahaman dan kompetensinya. Dalam
pembelajaran IPS terpadu yang berfalsafahkan konstruktivisme sarana prasarana
memegang peranan yang sangat penting dan strategis mengingat sumber-sumber
belajar yang mampu memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada siswa sulit
dibawa kedalam kelas. Misalnya, kalau guru ingin meningkatkan pemahaman siswa
tentang liku-liku sidang tahunan MPR khususnya tentang cara MPR membuat
keputusan atau cara MPR menilai pidato pertanggungjawaban presiden, maka siswa
perlu dibawa ke gedung MPR untuk mengamati secara langsung sidang MPR tersebut.
Bagaimana dengan siswa yang berada di luar Jawa ? tentu sulit untuk
mewujudkannya. Untuk itu guru dalam pembelajaran ini diharapkan dapat
mengoptimalkan sarana prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan
pembelajaran IPS Terpadu.
2.5 Model Pembelajaran Terpadu menurut Fogarty
Menurut
Fogarty terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu.Kesepuluh
cara atau model tersebut adalah:
1. Model
Integrated (keterpaduan)
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran
yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik
evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia, Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan
kurikulum berlebihan cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya
Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca yang merupakan bagian mata
pelajaran.
Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan
butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan
sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap
sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari
berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari penerapannya,
model ini sangat baik dikembangkan di SD.
·
Kelebihan yaitu siswa saling mengaitkan,
saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran,Selain itu
model ini juga mendorong motivasi murid.
·
kekurangan yaitu model ini sulit dilaksanakan
secara penuh,membutuhkan keterampilan tinggi,percaya diri dalam prioritas
konsep, keterampilan dan sikap yang menembus secara urut dari mata pelajaran,dan
membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.
2.
Model Connected (Keterhubungan)
Model connected dilandasi oleh
anggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.Butir-butir
pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat
dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan
butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan
berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman, keterampilan dan
pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis.Karena itu, guru
harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara
terpadu.
·
Kelebihan dalam model ini yaitu adanya
hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran
yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi
kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi
gagasan secara bertahap.
·
Kekurangan pada
model ini adalah belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum
menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
3.
Model
Sequenced (urutan/rangkaian)
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar
mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman
sejarah misalnya, topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama
dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik
kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut
perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada
alokasi jam yang sama.
·
Kelebihan model
ini yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit,guru dapat
mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat
penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih
kuat dan bermakna.
·
Kekurangan model ini yaitu diperlukkan kolaborasi berkelanjutan dan
fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content area dalam
mengurutkan sesuai peristiwa terkini.
4.
Model Shared (bagian)
Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya
“overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.Butir-butir
pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKN misalnya, dapat bertumpang
tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan sebagainya.
·
Kelebihan model ini yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai
langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang mencakup empat
disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang
tindih akan memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam.
·
Kekurangan model ini yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu
memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan
konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan
percakapan yang mendalam.
5.
Model webbed
(jaring laba-laba)
Model ini
bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan
kegiatan pembelajaran.Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan
pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.
·
Kelebihan model jaring
laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil
bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa
juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat
siswa.
·
kekurangan model
ini adalah banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema
yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa, dan guru seringkali
terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
6.
Model Fragmented (penggalan)
Model fragmented ditandai oleh ciri
pemaduan yang hanya terbatas pada
satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Dalam
proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara
terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.
·
Kelebihan pembelajaran
model ini adalah siswa menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk
tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu.
·
Kekurangan model ini adalah Ia belajar hanya pada tempat dan sumber
belajar dan kurang mampu membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.
7.
Model Nested (sarang)
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan
konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada
satuan jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada
pemahaman tata bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan
keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis,
menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan
menulis puisi. Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan
tersebut keseluruhannya tidak harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
·
Kelebihan model
ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam
pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang
penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru
dapat memadukan kurikulum secara luas.
·
Kekurangan model ini adalah apabila taanpa perencanaan yang matang
memadukan beberapa keterampilan yang menjadi targget dalam suatu pembelajaran
akan berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran menjadi kabur.
8.
Model Threaded (galur/benang)
Model threaded merupakan model pemaduan bentuk keterampilan misalnya, melakukan prediksi dan
estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi
terhadap cerita dalam novel, dan sebagainya. Bentuk threaded ini berfokus pada
apa yang diesbut meta-curriculum.
·
Kelebihan dari
model ini antara lain: konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan
pada perilaku metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni, dan
siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang
sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi.
·
kekurangan model
ini yaitu hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan
sehingga secara eksplisit siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara
mata pelajaran satu dengan yang lainnya.
9.
Model immersed (Celupan/Terbenam)
Model immersed dirancang untuk
membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan
dihubungkan dengan medan pemakaiannya.Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.
·
Kelebihan dari
model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang
berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa
lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan
yang lainnya.
·
Kekurangan
dari model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat
kesulitan untuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat
belajar.
10.
Model Jaringan (Networked)
model networked merupakan model
pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan
pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk
keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi,
kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang
berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara
pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
·
Kelebihan dari model
ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata
pelajaran secara mendalam dan sempit sasarannya.
·
Kekurangan model ini adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembelajaran
IPS Terpadu merupakan integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu sosial seperti sejarah,geografi,ekonomi,hukum
dan politik, sosiologi/antropologi dan sebagainya.pembelajaran ini dilakukan
semata-mata untuk membuat proses belajar menjadi lebih
efektif,efisien,menyenangkan serta bermakna.namun Terciptanya sebuah
pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan tentu tidak secara otomatis
terwujud meskipun satuan pendidikan sudah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.hal ini disebabkan karena:Belum seluruh implikasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya implikasi pembelajaran IPS terpadu mampu
dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan,Guru IPS yang ada berasal dari berbagai
bidang studi ilmu sosial yang berdiri sendiri,Kemampuan guru untuk menyusun
strategi pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan belum optimal
serta Belum tersedianya bahan ajar (buku teks) yang benar-benar sesuai dengan
KTSP.
DAFTAR
PUSTAKA
Hadi,
Tisno Subroto & Ida Siti Herawati. 2002. Pembelajaran Terpadu. Jakarta :
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Departemen
Pendidikan Nasional. 2006. Pembelajaran IPS Terpadu, http://www.depdiknas.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar