Model Pengebangan Kurikulum



Banyaknya model pengembangan kurikulum yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum yang ada di indonesia. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan pada kelebihan atau kebaikan agar tercapainya hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan.

Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan dan pengelolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda dengan desentralisasi. Model pengembangan dalam kurikulum yang sifatnya subjek akademis berbeda dengan kurikulum humanistik, teknologis dan rekontruksi sosial.
Ada 6 model pengembangan kurikulum, yaitu:
1.        The Administrative Model
Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal. Diberi nama model administratif atau line staf, karena inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan wewenang administrasinya, administrator pendidikan (apakah dirjen, direktur atau kepala kantor wilayah pendidikan dan kebudayaan) membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembangan kurikulum.

Anggota-anggota komisi atau tim ini terdiri atas, pejabat dibawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan, tugas tim atau komisi ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Setelah hal-hal mendasar ini terumuskan dan mendapat pengakajian yang seksama, administrator pendidikan menyusun tim atau komisi kerja pengembangan kurikulum. Para anggota tim atau komisi ini terdiri atas para ahli pendidikan/kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, guru-guru bidang studi yang senior.

Tim kerja pengembangan kurikulum bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional, yang dijabarkan dari konsep-konsep dan kebijaksanaan dasar yang telah digariskan oleh tim pengarah. Setelah semua tugas dari tim kerja pengembangan kurikulum tersebut selesai, hasilnya dikaji ulang oleh tim pengarah serta para ahli lain yang berwewenang atau pejabat yang kompeten. Setelah mendapat beberapa penyempurnaan, dan dinilai telah cukup baik, administratorpemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut serta memerintahkan sekolah-sekolah untuk melaksanakan kurikulum tersebut. Karena sifatnya yang datang dari atas,model pengembangan kurikulum demikian disebut juga model “top down” atau “line staff”. Pengembangan kurikulum dari atas, tidak selalu segera berjalan, sebab menuntut kesiapan dari pelaksanaanya, terutama guru-guru. Mereka perlu mendapatkan petunujuk-petunjuk dan penjelasan atau mungkin juga peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Kebutuhan akan adanya penataran sering tidak dapat dihindarkan.

Dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, selama tahun-tahun permulaan diperlukan pula adanya kegiatan monitoring pengamatan dan pengawasan serta bimbingan dalam pelaksanaanya. Setelah berjalan beberapa saat perlu juga dilakukan evaluasi, untuk menilai baik validitas komponen-komponenya prosedur pelaksanaan maupun keberhasilanya. Penilaian menyeluruh dapat dilakukan oleh tim khusus dari tingkat pusat atau daerah. Sedang penilaian persekolah dapat dilakukan oleh tim khusus sekolah yang bersangkutan. Hasil penilaian tersebut merupakan umpan balik, baik bagi instansi pendidikan di tingkat pusat, daerah maupun sekolah.

2.        The Grass Roots Model
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi datang dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Model pengembangan kurikulum ini digunakan dalam sistim pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan Grass Roots Model akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dalam model pengembangan Grass Roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum.

Pengembangan kurikulum yg bersifat Grass Roots Model mungkin hanya berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu tetapi mungkin pula dapat digunakan untuk bidang studi sejenis pada sekolah lain, atau keseluruhan bidang studi pada sekolah atau daerah lain. Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi dengan model grass rootsnya, memungkinkan terjadinya kompetisi di dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan yang pada giliranya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.

3.        Beauchamp’s System
Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut, apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten atau seluruh negara. Pentahapan arena ini ditentukan oleh wewenang yang dimiliki oleh pengambil kebijaksanaan dalanm pengembangan kurikulum, serta oleh tujuan pengembangan kurikulum. Walaupun daerah yang menjadi wewenang kepala kanwil pendidikan dan kebudayaan mencakup suatu wilayah propinsi, tetapi arena pengembangan kurikulum hanya mencakup suatu daerah akabuapten saja sebagai pilot proyek. menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum. Beauchamp mencoba melibatkan para ahli pendidikan seluas mungkin, yang biasanya pengaruh mereka kurang langsung terhadap pengembangan kurikulum, dibanding dengan tokoh lain seperti penerbit buku,dan pengusaha. Penetapan personalia ini sudah tentu disesuaikan dengan tingkat dan luas wilayah dan arena. Untuk tingkat propinsi atau nasional tidak terlalu banyak melibatkan guru-guru. Sebaliknya untuk tingkat kabupaten, kecamatan atau sekolah keterlibatan guru semakin besar.

4.        The Demonstration Model
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, dangan dari bawah. Model ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum.  Model ini umumnya berskala kecil, hanya mencakup suatu atau beberapa sekolah, suatu kompenen kurikulum atau mencakup keseluruhna kompeonen kurikulum. Karena sikap ingin merubah atau mengganti kurikulum yang ada, pengembangan kurikulum sering mendapat tantangan dari pihak-pihak tertentu.

Karena sifatnya yang ingin merubah, pengembangan kurikulum seringkali mendapat tantangan dari pihak tertentu. Karena sifatnya yang ingin merubah, pengembangan kurikulum seringkali mendapat tantangan dari pihak tertentu.
Terdapat dua variasi model demonstrasi, yaitu ;
1.              berbentuk proyek
2.             berbentuk informal, terutama diprakarsai oleh sekelompok guru yang merasa   kurang puas dengan kurikulum yang ada.

5.        Taba’s Inverted Model
Model ini pengembangan kurikulum bersifat tradisional yang dilakukan secara deduktif. Taba berpendapat model deduktif ini kurang cocok, sebab tidak merangsang timbulnya inovasi-inovasi. Menurut pengembangan kurikulum yang lebih mendorong inovasi dan kreativitas guru-guru adalah bersifat induktif, yang merupakan inversi atau arah terbalik dari model tradisional.

6.        Roger’s Interpersonal Relation Model
Meskipun roger bukan seorang ahli pendidikan melainkan seorang ahli psikologi atau psikoterapi. Tetapi konsep-konsepnya tentang psikoterapi khususnya bagaimana membimbing individu juga dapat diterapkan dalam bidang pendidikan dan pengembangan kurikulum. Memang ia banyak mengemukakan konsep tentang perkembangan dan perubahan individu. Model pengembangan kurikulum dari Rogers ini berbeda dengan model-model yang lainnya. Sepertinya tidak ada suatu perencanaan kurikulum tertulis, yang ada hanyalah rangkaian kegiatan kelompok. Itulah ciri khas Carl Rogers ssebagai sebagai Eksistensial Humanis, ia tidak mementingkan formalitas, rancangan tertulis, data, dan sebagainya. Bagi Rogers yang penting adalah aktivitas dan interaksi. Berkat berbagai bentuk aktivitas dalam interaksi ini individu akan berubah . petode pendidikan yang di utamakan Rogers adalah sensitivity training, encounter  group dan Training Group.





DAFTAR PUSTAKA


Asas asas ilmu antropologi

BAB I
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

Antropologi memiliki perbedaaan dengan disiplin ilmu lainnya baik dari segi ruang lingkup, pendekatan, pokok perhatian, dsb. Antropologi mencoba untuk mencari jawaban siapakah dan apakah manusia itu meski tidak dapat didefinisikan secara terbatas.

A.   Fase-fase Perkembangan Ilmu Antropologi
 Fase I (sebelum 1800) :
Sejak akhir abad ke-15 dan permulaan abad 16, orang eropa barat mendatangi suku bangsa pribumi Afrika, Asia dan Amerika. Dari merekalah diperoleh bahan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri-ciri fisik dari beraneka warna suku bangsa yang kemudian dikenal dengan istilah etnografi.
 Fase II (Pertengahan abad ke-19) :
Timbul karangan-karangan yang menyusun bahwa etnografi tersebut berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat sehingga terjadi pengklasifikasian aneka warna kebudayaan di dunia dalam tingkat-tingkat evolusi tertentu maka timbullah ilmu antropologi sebagai ilmu yang akademikal yaitu mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapatkan suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
 Fase III (Permulaan abad ke-20) :
Sebagian bangsa negara-negara di eropa berhasil mencapai kemantapan kekuasaan di daerah luar eropa. (kolonialisme) – antropologi menjadi ilmu yang praktis dan tujuannya mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapatkan suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
 Fase IV (Sesudah 1930) : Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah Perang Dunia II sehingga antropologi memiliki :
1.    Tujuan akademikal untuk mencapai pengertian tentang mahkluk manusia  pada umumnya dengan mempelajari Aneka warna Bentuk fisik, masyarakat dan budaya.
2.    Tujuan Praktikal untuk mempelajari manusia dalam Aneka warna masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.

B.   Antropologi Masa Kini
Keempat fase perkembangan ilmu Antropologi perlu mendapatkan pengertian dan tujuan ruang lingkupnya. Ilmu Antropologi merupakan ilmu yang masih muda, sehingga tujuan dan ruang lingkupnya masih merupakan suatu kompleks masalah yang menjadi pokok perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada dalam kalanganya sendiri. Aliran-aliran dalam Antropologi dapat digolongkan dibeberapa negara dimana ilmu Antropologi berkembang.

C.   Ilmu-ilmu Bagian Dari Antropologi
Ilmu-ilmu bagian dari Antropologi antara lain :
a.    Paleo-antropologi adalah bagian yang meneliti soal asal-usul dan evolusi manusia dengan menggunakan fosil-fosil manusia jaman dahulu.
b.    Antropologi fisik adalah suatu ilmu yang mencoba mencari pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnyaseperti warna kulit, rambut dll.
c.    Etnolinguistik atau Antropologi linguistik suatu ilmu bagian yang pada asal mulanya bersangkutan erat denga ilmu Antropologi.
d.    Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia sejak manusia belum mengenal huruf.
e.    Etnologi adalah ilmu bagian yang mencapai pengertian mengenai asas-asas manusia, dengan mempelajari kebudayaan dalam masyarakat.
Paleo-antropologi dan Antropologi fisik merupakan Antropologi fisik dalam arti luas. Sedangkan Etnolinguistik, Prehistori dan Etnologi merupakan antropologi budaya.

D.   Hubungan Antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi
Hubungan antara kedua ilmu tersebut pada awalnya mempunyai kesamaan sudut tujuannya, tetapi kalau ditinjau lebih khusus mempunyai perbedaan yaitu: Mempunyai asal mula dan perkembangan yang berbeda, sehingga menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu tersebut dan juga menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus.

E.   Hubungan Antara Antropologi dan Ilmu-ilmu Lain
Antropologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dan begitu juga sebaliknya. Ilmu-ilmu lain itu yang terpenting  diantaranya, adalah; ilmu geologi, ilmu paleontology, ilmu anatomi, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu psikiatri, ilmu linguistic, ilmu arkeologi, ilmu sejarah, ilmu geografi, ilmu ekonomi, ilmu hukun adat, ilmu administrasi, dan ilmu politik.
Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta perubahan-perubahannya.
Hubungan Antara Ilmu Paleontologi dan Antropologi. Bantuan dari paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk-makhluk dari kala-kala dahulu untuk membuat suatu rekontruksi.

F.    Metode ilmiah dari antropologi
1.    Metode ilmiah dan pengumpulan fakta
Pada umumnya metode-metode pengumpulan fakta dalam ilmu pengetahuan daapat digolongkan kedalam 3 golongan yaitu; Penelitian dilapangan,penelitia dilaboratorium  dan penelitian dalam perpustakaan.
2.    Penentuan ciri-ciri umum dan system
3.    Verifikasi

G.   Tenaga sarjana, lembaga, majalah, dan prasarana ilmu antropologi
Kegiatan ilmiah biasanya dilakukan oleh tenaga ahli dan sarjana yang telah dilatih dalam mengembangkan masalah-masalah dalam lapangan suatu cabang ilmiah dan dalam hal meneliti masalah-masalah tadi.
Dalam melakukan penelitian biasanya memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga harus ada badan-badan atau lembaga yang mendorong untuk melakukan kegiatan penelitian para ahli tersebut. Badan atau lembaga tersebut biasanya adalah perguruan-perguruan tinggi, disamping bertugas mengerjakan, juga berusaha mengembangkan berbagai macam cabang ilmiah.
Majalah merupakan sarana yang penting untuk membantu kelancaran kegiatan penelitian, maka dari itu tenaga ahli atau sarjana yang sedang melakukan kegiatan penelitian harus mempunyai majalah yang berkaitan tentang kegiatan penelitian tersebut.

KESIMPULAN

Antropologi adalah suatu cakupan ilmu yang mempelajari tentang manusia, peradaban, serta kebudayaan manusia.
Antropologi memiliki perbedaaan dengan disiplin ilmu lainnya baik dari segi ruang lingkup, pendekatan, pokok perhatian, dsb. Oleh karena itu, Antropologi mencoba untuk mencari jawaban siapakah dan apakah manusia itu meski tidak dapat didefinisikan secara terbatas.
Perkembangan Antropologi telah dibuktikan oleh empat fase seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa antropologi membuktikan perkembangan peradaban manusia telah mengalami evolusi yang sangat lama, dari fase pertama yang menemukan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri-ciri fisik dari beraneka warna suku bangsa yang kemudian dikenal dengan istilah etnografi, hingga sampai saat ini evolusi peradaban dan karakteristik manusia yang begitu modern telah kita rasakan.
Ilmu Antropologi terbagi menjadi 5 bagian, seperti yang di sebutkan di atas, bahwa ada pembagian atau klasifikasi dalam mempelajari kehidupan manusia, dari paleo-antropologi yang meneliti asal usul evolusi manusia melalui fosil, menuju ke antropologi fisik yang mempelajari manusia dari bentuk tubuh, warna rambut, warna kulit manusia, dll, lalu ke Etnolinguistik, lalu ke prehistori yang mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran manusia, hingga ke etnologi yang mempelajari kebudayaan dalam masyarakat. Bagian ilmu tersebut telah dibagi untuk mempelajari masing2 bidang dalam kehidupan manusia.

Antropologi social dan sosiologi memang pada awalnya mempunyai kesamaan sudut tujuannya tetapi kalau ditinjau lebih khusus mempunyai perbedaan yaitu mempunyai asal mula dan perkembangan yang berbeda, sehingga menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu tersebut dan juga menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus.
Antropologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dan begitu juga sebaliknya. Ilmu-ilmu lain itu yang terpenting  diantaranya, adalah; ilmu geologi, ilmu paleontology, ilmu anatomi, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu psikiatri, ilmu linguistic, ilmu arkeologi, ilmu sejarah, ilmu geografi, ilmu ekonomi, ilmu hukun adat, ilmu administrasi, dan ilmu politik.





BAB II
MAKHLUK MANUSIA

A.   Manusia diantara Makhluk-makhluk lain
Proses evolusi biologi telah menghilangkan banyak bentuk-bentuk mahluk lama dari muka bumi ini. Akan tetapi banyak juga yang dapat bertahan hingga sekarang ini bahkan sudah hampir mendekati angka satu juta jenis bentuk bentuk mahluk hidup baru yang berasal dari bentuk-bentuk lama di muka bumi ini.
Para ahli biologi telah membuat suatu system klasifikasi dimana semua mahluk di dunia ini telah mendapatkan tempat yang sewajarnya berdasarkan atas morfologi dari organismenya.
Manusia menyusui adalah salah satu keturunannya, dari ciri-ciri itu maka manusia dikelaskan bersama dengan mahluk-mahluk lain kedalam satu golongan yaitu binatang menyusui atau Mammalia.
Dalam kelas Mammalia ini terdapat satu sub-golongan atau suku yaitu Primat. Suku ini terdiri dari semua jenis kera, dari kera yang terkecil yang disebut dengan Tarsi sampai kera yang besar yang disebut Gorila dan juga manusia. Suku Primat dibagi menjadi 2 sub-suku yaitu sub-suku Prosimii dan sub-suku Anthropoid. Oleh para ahli, manusia dimasukan kedalam sub-suku Anthropoid. Sub-suku Anthropoid dibagi menjadi tiga (3) infra-suku yang diantaranya :
1.    Infra suku Ceboid
2.    Infra suku Cercopitheroid
3.    Infra suku Hominoid
Suku Hominoid dibagi lagi kedalam 2 keluarga, yaitu Keluarga Pongidae dan keluarga Hominidae.

B.   Evolusi Ciri-ciri Biologis
Suatu ciri yang berasal dari suatu nenek moyang laki-laki atau perempuan tak pernah dapat “di campur” tetapi selalu dapat tersimpan dalam gen yang diturunkan dan di sebarkan kepada berpuluh-puluh angkatan , bahkan beratus-ratus angkatan berikutnya. Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisma. Seleksi dan adaptasi adalah suatu proses evolusi yang berasal dari sekitaran alam.menghilangnya gen tertentu sering juga disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kebetulan.

C.   Evolusi Primata dan Manusia
Mahluk Primata Pendahulu Manusia.
Kira-kira seabad yang lalu para ahli biologi dan paleoantropologi masih mengira bahwa soal siapakah nenek moyang manusia itu, dapat dipecahkan dengan usaha menemukan sejenis mahluk yang telah kandas, yang merupakan penghubung antara kera dan manusia dalam silsilah hidup. Dengan demikian usaha terpenting dari para ahli tersebut adalah mencari mahluk penghubung yang hilang, atau missing link, dalam silsilah perkembangan alam mahluk di muka bumi. Sekarang, dengan kemajuan-kemajuan di bidang ilmu-ilmu paleoantropologi dan geologi, konsepsi para ahli mengenai soal missing link itu sudah berubah.
Dalam tahun 1898 seorang dokter belanda, Eugene Du Bois mendapatkan sekelompok tengkorak atas, rahang bawah dan sebuat tulang paha. Tengkorak atas seolah-olah sebuah tengkorang seekor kera besar. Isi otaknya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jenis kera manapun tetapi jauh lebih kecil dari otak manusia. Du Bois memberikan nama Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak) dan mengganggalp contoh dari nenek moyang manusia zaman sekarang. Fosil-fosil itu tidak pernah ditemukan bersama dengan bekas alat-alat yang menunjukan bahwa makhluk tersebut sudah berkebudayaan. Makhluk yang mempunyai kebudayaan itulah yang baru dapat disebut makluk manusia secara penuh,
Pada zaman holosen fosil homo sapiens meninggalkan bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukan perbedaan ras. Ada 4 perbedaan ras pokok pada homo sapiens, yaitu :
1. Ras Autraloid Terdapat dibenua Australia
2. Ras mongoloid Ras yang paling besar jumlahnya
3. Ras kaukasoid Tersebar di eropa, Afrika sebelah utara, Asia barat daya, dan Amerika.
4.Ras Negroid Tersebar di benua Afrika bagian selatan

D.   Aneka Ragam Manusia
Ras sebagai suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh yang tertentu dengan suatu frekuensi yang besar, tetapi dalam sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai aneka warna ciri tubuh manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah faham yang besar yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa.
Salah faham itu mengacaukan ciri-ciri ras dengan ciri-ciri rohani. Dan lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi-rendah kepada ras-ras berdasarkan perbedaan tinggi- rendah rohani daripada ras itu. Contoh-contoh tersebut adalah :
1.    Ras Caucasoid atau ras kulit putih lebih kuat,maju, luhur daripada ras-ras lainnya.
2.    Di Perancis, Pendirian menurut A. de Gobineau yang berpendapt bahwa ras yang terunggul dan termurni adalah ras Arya.
3.    Jerman, menurut De Gobineau bahwa orang jerman keturunan langsung ras Arya.
Untuk membangun suatu klasifikasi yang serupa, faktor terpenting adalah cirri-ciri genotipe yang terdapat pada individu-individu, contoh nya ialah metode mengklasifikasikan berdasarkan frekuensi golongan darah.
Salah Satu Klasifikasi Dari Aneka Ras – Ras Manusia:
1.    Australoid
2.    Mongoloid
3.    Cauca
4.    Negroid
5.    Ras – Ras khusus


E.   Organ Manusia
Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan dari konsep dalam akalnya merupakan dasar dari kesadaran identitas diri dan kesadaran kepribadian diri sendiri.manusia juga memiliki kemampuan untuk membayangkan dengan akalnya peristiwa peristiwa yang mungkin dapat terjadi terhadapnya. Walaupaun organisme manusia kalah kemampuannya dengan banyak jenis binatang berkelompok lainnya, namun manusia dengan kemampuan otaknya, yang kita sebut akal budi itu, telah membantu dan menyambung keterbatasan kemampuan organism itu.
Kebudayaan manusia tidak terdapat dalam organismanya, artinya tidak tertentukan dalam system gennya, berbeda dengan kemampuan-kemampuan organisma binatang. Manusia harus mempelajari kebudayaannya sejak lahir, selama seluruh jangka waktu hidupnya. Walaupun begitu manusia dengan kebudayaanya dapat menjadi mahluk yang paling berkuasa dan berkembang biak paling luas di muka bumi ini.

KESIMPULAN

Begitu banyak spesies makhluk hidup yang ada di muka bumi ini, itulah yang menyebabkan para ahli biologi membuat suatu system klasifikasi bagi para makhluk hidup.
Du Bois memberikan nama Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak) dan mengganggalp contoh dari nenek moyang manusia zaman sekarang. Fosil-fosil itu tidak pernah ditemukan bersama dengan bekas alat-alat yang menunjukan bahwa makhluk tersebut sudah berkebudayaan. Makhluk yang mempunyai kebudayaan itulah yang baru dapat disebut makluk manusia secara penuh,
Pada zaman holosen fosil homo sapiens meninggalkan bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukan perbedaan ras. Ada 4 perbedaan ras pokok pada homo sapiens, yaitu :
1. Ras Autraloid Terdapat dibenua Australia
2. Ras mongoloid Ras yang paling besar jumlahnya
3. Ras kaukasoid Tersebar di eropa, Afrika sebelah utara, Asia barat daya, dan Amerika.
4.Ras Negroid Tersebar di benua Afrika bagian selatan
Kebudayaan manusia tidak terdapat dalam organismanya, artinya tidak tertentukan dalam system gennya, berbeda dengan kemampuan-kemampuan organisma binatang. Manusia harus mempelajari kebudayaannya sejak lahir, selama seluruh jangka waktu hidupnya. Walaupun begitu manusia dengan kebudayaanya dapat menjadi mahluk yang paling berkuasa dan berkembang biak paling luas di muka bumi ini.







BAB III
KEPRIBADIAN

A. Definisi Kepribadian
Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia disebut “kepribadian”atau personality. Dalam bahasa populer, istilah “kepribadian” juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten. Hal itu memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus. Sedangkan dalam bahasa sehari-hari kita anggap bahwa seorang tetentu mempunyai kepribadian, memang yang biasanya kita maksudkan ialah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya sejak lahir,konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu-individu lainnya.

B. Unsur-unsur Kepribadian
1. Pengetahuan
Pengetahuan sebagai salah satu unsur kepribadian memiliki aspek-aspek sebagai berikut: penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi yang berada di alam sadar manusia. Walaupun demikian, diakui bahwa banyak pengetahuan atau bagian dari seluruh himpunan pengetahuan yang ditimbun oleh seorang individu selama hidupnya itu, seringkali hilang dari alam akalnya yang sadar, atau dalam “kesadarannya,” karena berbagai macam sebab. Walaupun demikian perlu diperhatikan bahwa unsur-unsur pengetahuan tadi sebenarnya tidak hilang lenyap begitu saja, melainkan hanya terdesak masuk saja ke dalam bagian dari jiwa manusia yang dalam ilmu psikologi disebut alam “bawah-sadar” (sub-conscious).



2. Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam “perasaan“. Ternyata selain segala macam pengetahuan”perasaan” juga mengisi penuh alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif atau negatif. Suatu perasaan yang selalu bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi, biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu. Kehendak itu bisa juga positif (individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya sebagai suatu hal yang akan memberikan kenikmatan) atau bisa juga negatif (individu tersebut hendak menghindari hal yang dirasakannya membawa perasaan tidak nikmat). Sementara perasaan terhadap barang yang diingini dengan sangat itu menjadi bertambah, membuat udara disekitar semakin panas, keringat pun keluar lebih banyak dan hati berdebar. perasaan keras seperti itu disebut “emosi”.

3. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, tetapi karena sudah terkandung dalam organnya, dan khususnya dalam gennya sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap mahluk manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi disebut “dorongan” (drive). Sedikitnya tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
b. Dorongan seks
c. Dorongan untuk upaya mencari makan
d. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya
f. Dorongan untuk berbakti


C. Materi dari Unsur-unsur Kepribadian
Kepribadian seseorang terbentuk oleh pengetahuan ( khususnya yaitu : persepsi, penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi mengenai bermacam hal yang ada dalam lingkungannya ). Selain pengetahuan, keperibandian seseorang juga terbentuk oleh berbagai perasaan, emosi, dan keinginan tentang bermacam hal yang ada dalam lingkungannya.

D. Macam-macam Kepribadian
1. Macam-macam kepribadian individu
Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, dan keinginan kepribadian, serta perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu, menyebabkan keragaman struktur kepribadian pada setiap manusia.

2. Kepribadian Umum
Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya ketika anak-anak ia diasuh orang-orang dalam lingkungannya. Watak juga sangat ditentukan oleh cara-cara ia sewaktu kecil diajarkan makan, diajarkan kebersihan, disiplin, diajarkan main dan bergaul dengan anak-anak lainnya dan sebagainya. Oleh karena dalam tiap kebudayaan cara pengasuhan anak didasarkan pada adat dan norma-norma tertentu, maka beberapa unsur watak yang seragam akan tampak menonjol pada banyak individu yang telah menjadi dewasa itu.

3. Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur
Semua kebudayaan bukan Eropa Barat disebut pandangan hidup dan kepribadian Timur. Dengan demikian timbul dua konsep yang kontras, yaitu Kepribadian Timur dan Kepribadian Barat. Dalam kenyataan, berbagai kebudayaan suku bangsa di Indonesia ( yang dapat digolongkan kedalam “kebudayaan timur” ), penuh dengan unsur-unsur prelogis; mementingkan diskusi-diskusi tentang kebatinan; dan mementingkan mistik.
Dalam banyak tulisan tentang masalah kebudayaan sering di bicarakan soal perbedaan antara kepribadian manusia yang berasal dari kebudayaan barat, dan kepribadian manusia yang asal dari kebudayaan timur. Pandangan hidup manusia yang hidup dalam kebudayaan-kebudayaan asia, seperti kebudayaan Islam, Hindu, Budha dan Cina yang lokasi georafinya semua memang di belahan timur Eropa.

KESIMPULAN

Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia disebut “kepribadian”atau personality. Hal itu memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus, memang yang biasanya kita maksudkan ialah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya sejak lahir,konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu-individu lainnya.
Kepribadian suatu individu tentunya memiliki unsur, terdapat 3 unsur dalam kepribadian, yaitu Pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri yang mmenjadikannya suatu kepribadian atau ciri khas yang membedakan individu satu dengan individu lainnya.
 Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, dan keinginan kepribadian, serta perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu, menyebabkan keragaman struktur kepribadian pada setiap manusia.
Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya ketika anak-anak ia diasuh orang-orang dalam lingkungannya. Watak juga sangat ditentukan oleh cara-cara ia sewaktu kecil diajarkan makan, diajarkan kebersihan, disiplin, diajarkan main dan bergaul dengan anak-anak lainnya dan sebagainya.
Dalam kenyataan, berbagai kebudayaan suku bangsa di Indonesia ( yang dapat
digolongkan kedalam “kebudayaan timur” ), penuh dengan unsur-unsur prelogis;
mementingkan diskusi-diskusi tentang kebatinan; dan mementingkan mistik.
Dalam banyak tulisan tentang masalah kebudayaan sering di bicarakan soal perbedaan antara kepribadian manusia yang berasal dari kebudayaan barat, dan kepribadian manusia yang asal dari kebudayaan timur. Pandangan hidup manusia yang hidup dalam kebudayaan-kebudayaan asia, seperti kebudayaan Islam, Hindu, Budha dan Cina yang lokasi georafinya semua memang di belahan timur Eropa.